Minggu, 19 Agustus 2012

Festival Pasar Bandeng Budaya Khas Gresik

Biasanya diadakan dua hari menjelang malam takbiran Idul Fitri. Untuk menyambut lebaran idul fitri, di pasar kota Gresik dijual ikan bandeng segar yang baru dientas (diambil) dari tambak.
Dari bandeng ukuran sedang hingga bandeng besar atau kawak. Khusus bandeng kawak di beri tempat khusus yaitu panggung lelang. Bandeng kawak satu ekor beratnya bisa mencapai 10 kg lebih. Dan karena di lelang maka harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Menurut Kepala Subdinas Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Gresik, Nursukartiko, merupakan produk rekonstruksi kebudayaan masyarakat Gresik. Saat ini bukan hanya ikan bandeng yang diperjualbelikan, namun diikuti dengan jual beli barang kebutuhan lainnnya mulai baju, makanan, mainan anak-anak hingga asesoris. Sumber lain menyebutkan, Pasar Bandeng dikaitkan dengan sejarah perjalanan Sunan Giri pada malam terakhir bulan Ramadan. Saat itu, Sunan Giri melanjutkan perjalanan dari Kebomas ke sebuah mushalla di sekitar Pasar Gresik sekarang. Pengikut Sunan Giri yang berjumlah banyak itu kemudian membuat pasar dadakan yang konon banyak memperjualbelikan ikan Bandeng.
Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa tradisi Pasar Bandeng memang bermula dari kebiasaan masyarakat Gresik, yang memiliki kepercayaan bahwa bandeng melambangkan prestise seseorang di dalam struktur masyarakat. Karena itu, banyak masyarakat Gresik yang gemar mengkonsumsi bandeng, terutama menjelang hari raya. semakin besar bandeng yang dikonsumsi, semakin tinggi pula prestisenya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi karena jumlah bandeng yang berukuran besar semakin berkurang karena pengaruh cuaca, kondisi air yang terkena polusi, maka lelang adalah pilihan yang tepat bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsi bandeng yang besar.

Ada juga yang meyakini bahwa Pasar Bandeng sudah dilakukan sejak awal kota Gresik terbentuk. Dan ada juga yang menyatakan bahwa, pesta ini adalah budaya yang dikenalkan Penjajah Belanda untuk menenangkan masyarakat pribumi Gresik dari keinginan untuk memberontak.
Hingga saat ini menurut Nursukartiko, tidak ada kejelasan awal mulai digelarnya Pasar Bandeng. Yang jelas, pasar bandeng sendiri dalam perkembangannya sudah menjadi sebuahtradisi yang dalam pelaksanaannya tidak hanya dikunjungi oleh warga Gresik tetapi juga oleh masyarakat luar Gresik seperti Madura, Lamongan, Surabaya Dan Sidoarjo bahkan turis mancanegara.
Ia berharap, tradisi itu dapat dikomparasikan dengan penampilan seni tradisional khas Gresik seperti Pencak Macan dan Terbang Kedung, serta makanan-makanan khas seperti pudak. “Jadi selain kegiatan ekonomi, juga ada upaya untuk melestarikan budaya lokal,” imbuhnya.
Dari sudut pandang pengembangan pariwisata, “Pasar Bandeng layak dikatakan ikon wisata karena mempunyai nilai spesifik produk khas daerah Gresik,” kata Kepala Subdinas Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Informasi Komunikasi, Soetrisno.
Selama ini kegiatan Pasar Bandeng masih dipromosikan sebatas pasar regional saja, melalui media dan duta wisata. Ia berjanji akan lebih intensif mempromosikan Pasar Bandeng ke pasar dunia.Di Jatim, Gresik termasuk wilayah yang tanahnya kurang subur untuk bercocok tanam, karena sebagian besar terletak di dataran rendah. Karena itu, Gresik tidak terlalu mengandalkan sektor pertanian sebagai unggulannya. Namun keadaan tanah itu sangat menguntungkan bagi usaha pertanian tambak.
Hampir sepertiga bagian dari wilayah Gresik merupakan daerah pesisir pantai yang memanjang di Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Ujungpangkah, Sidayu, Panceng. Serta Kecamatan Tambak dan Sangkapura yang berada di Pulau Bawean. Dari total luas wilayah Gresik, 1,1 ribu Km2, 192 km2 adalah tambak dan kolam.

Sejarah Pasar Bandeng
Budayawan Kabupaten Gresik, Mardilohong, menjelaskan pasar bandeng awalnya hadir dari kebutuhan para peziarah setelah melakukan iktikaf di makam para wali di Gresik.
"Setelah melakukan iktikaf, peziarah yang akan pulang kampung ingin membawa oleh-oleh, kemudian dicarilah makanan khas Gresik dan ditemukan bandeng. Dari situlah mulai dikenal dengan pasar bandeng karena banyak warga yang mencari bandeng," paparnya.
Pria lulusan Universitas Jember (Unej) itu tidak bisa menjelaskan secara rinci mulai abad berapa hadirnya pasar bandeng yang kini secara rutin digelar di Gresik itu.
Namun, berdasarkan sejumlah catatan sejarah, hadirnya pasar bandeng bermula dari cerita tentang Sunan Giri kala masih hidup dan memiliki ratusan santri di pondok pesantrennya di kawasan bukit Giri Kedaton, yang sekarang dikenal dengan Desa Giri, Kecamatan Kebomas.
Para santri itu memiliki kebiasaan mudik setiap menjelang lebaran, dan sebelum kembali ke kampung halamannya untuk berlebaran, umumnya para santri turun bukit menuju Kota Gresik, guna sekadar mencari oleh-oleh sesuatu yang menjadi khas Gresik. "Karena makanan yang menjadi khas waktu itu adalah bandeng, akhirnya bandeng selalu dibawa pulang sebagai oleh-oleh," kata Mardilohong.

Selasa, 06 Maret 2012

Damar Kurung Warisan Budaya Gresik


Seni tradisi yang menjadi ikon kebanggaan Kota Gresik, Jawa Timur itu ternyata masih terus menggema. Boleh jadi Masmundari, pelukis perempuan asal Gresik yang memopulerkan seni lukis Damar Kurung, sudah dipanggil oleh Sang Penentu Takdir, pada Desember 2005 silam, dalam usia 101 tahun (ada yang memercayai usianya 115 tahun, red). Tapi, keberadaan Damar Kurung tetap eksis ditakar oleh waktu hingga kini.

Apa yang disebut damar kurung adalah semacam lampion (damar=lampu) berbentuk kotak persegi dari kertas dengan tulang-tulang bambu, ada lampu di tengahnya. Pada sisi-sisi damar kurung itulah Masmundari melukis dengan nuansa yang khas ramadan. Tradisi damar kurung ini memang lekat dengan ramadan, yakni setiap menjelang ramadan ada tradisi menjual damar kurung di Gresik. Hanya sayangnya, tradisi itu kemudian nyaris punah karena tak ada lagi yang melukis damar kurung, kecuali Masmundari satu-satunya.

Damar kurung, lampion(kap lampu tradisional) dari kertas dengan kerangka bambu yang di sisi-sisinya dipenuhi dengan lukisan, adalah karya seni tradisional asli dari kota Gresik. Karya seni lukis lampion dengan design unik, berkarakter polos kekanak-kanakan, berhias warna terang kuning, merah, hijau, dan merah jambu tersebut seakan-akan tidak bisa lepas dari nama besar maestronya; Mbah Masmundari. Ya...Mbah Masmundari dan Damar kurung merupakan aset Gresik, bahkan setelah beliau meninggal.

Mbah masmundari memang patut disebut sebagai seorang maestro. Selain karya lukis damar kurung-nya yang sampai saat ini semakin menjadi rebutan para kolektor seni, juga banyak terpasang di beberapa kantor pemerintahan, dan perusahaan. Di antaranya di Kantor Gubernur Jawa Timur, kantor Pemda Kab. Gresik, kantor PT Semen gresik, PT Petrokimia Gresik, dan lain-lain.Karyanya banyak dikenal masyarakat luas sejak di pamerkan di Bentara Budaya Jakarta, nopember 1987.

Selain itu beberapa Presiden yang pernah berkuasa di negri ini pun sudah pernah bertemu dengan "sang maestro" mulai dari Suharto, BJ Habibie, dan Abdurrahman Wahid. belum lagi Tri Sutrisno, Harmoko, Imam Utomo, dan masih banyak pejabat dan pimpinan perusahaan yang pernah menemuinya dan tentu saja mengkoleksi lukisan damar kurung-nya. Suatu sosok yang populer dan sulit dicari bandingannya di kota Gresik ini.

"Hidup harus terus berkarya. Walaupun sudah mati, orang akan selalu menghargai karya kita sampai kapanpun" kata Mbah Masmundari suatu ketika di usianya yang ke 115 tahun. Suatu totalitas kecintaan terhadap seni dan semangat berkarya yang mengagumkan dan patut selalu kita jadikan tauladan. Terutama bagi warga Gresik.

Apa yang telah beliau berikan semasa hidupnya bagi kelestarian karya seni damar kurung, sudah selayaknya mendapat apresiasi lebih dari pemerintah daerah dan warga Gresik. Dan sudah selayaknya pula kita semua meneruskan apa yan telah beliau wariskan kepada kita semua. yakni dengan melestarikan karya beliau, dan juga menghidupkan seni membuat damar kurung di kalangan masyarakat Gresik. Baik lewat institusi formal maupun informal. Jangan sampai dengan segala kemajuan berpikir dan modernitas yang ada di kota Gresik ini malah mengubur suatu tradisi dan krya seni tradisional yang sudah memberikan nama harum kota gresik

Setelah sempat bertahun-tahun tidak terperhatikan, kurang lebih pada tahun 90-sekian, damar kurung tiba-tiba menjadi heboh karena sering dipamerkan di beberapa kota dan dianggap sebagai karya seni sehingga membuat beberapa pejabat pusat bahkan Presiden menjadi tertarik. Seorang mbah Masmundari yang dilahirkan pada 4 Januari 1904 menjadi pelukis tunggal dibalik itu semua sampai akhirnya oleh Pemda Gresik, damar kurung dijadikan maskot kota Gresik. Namun yang sangat disayangkan adalah kurangnya perhatian yang diberikan oleh Pemda Gresik. Sampai pada saat meninggalnya mbah Masmundari (Sabtu 24/12/2005) dalam usia 101 tahun, tidak terlihat usaha dari Pemda Gresik untuk berusaha melestarikan damar kurung kecuali menjadikannya sebagai maskot dan hanya sekedar menjadi pajangan di tiap perempatan jalan. Padahal dengan karakter lukisan damar kurung yang polos kekanak-kanakan dengan warna-warna terang, kemungkinan untuk melestarikan dengan mengenalkannya ke masyarakat semenjak usia dini lebih terbuka peluangnya. Mungkin pada waktu padusan kemaren anda masih bisa menemukan penjual-penjual damar kurung terutama disekitar kompleks pemakaman Tlogo Pojok tapi kalo anda cermati maka anda akan menemukan gaya lukis -karakter- damar kurung itu sudah berubah, begitupun dengan permainan kombinasi warnanya. Hal itu dikarenakan kita dulu tidak sempat belajar pada mbah Masmundari -semasa hidup- sehingga yang terjadi adalah penjiplakan pola-pola lukisannya sekedar untuk memenuhi tuntutan pasar yang sebenarnya pun sudah jauh berkurang.

Dalam pandangan seni rupa, lukisan-lukisan nenek ini sedemikian unik. Ada yang menyebut bergaya naif, kekanak-kanakan, dan dia melukis seperti meluncur begitu saja. Maka seorang perupa asal Gresik, Imang AW tertarik untuk mengangkatnya dalam khasanah lukisan pada umumnya. Masmundari diminta melukis dengan bahan dan alat melukis yang lebih bagus, melukis di atas selembar kertas, kemudian dibingkai sebagaimana lukisan pada umumnya. Maka jadilah lukisan gaya Masmundari yang menarik banyak kalangan dalam pameran di Jakarta dan hotel-hotel besar serta mendapat perhatian dari petinggi negeri termasuk Presiden RI.

Damar kurung dan Masmundari lantas jadi asset berharga bagi Gresik, dia diundang kemana-mana, pameran dalam berbagai kesempatan, meski ada saja yang tega memperlakukan tidak semestinya. Pemerintah Kabupaten Gresik menjadikan damar kurung sebagai maskot kota, membuat tiruan damar kurung ukuran besar untuk lampu dan monumen kota, anak-anak pun digerakkan melukis gaya damar kurung, hingga akhirnya damar kurung identik menjadi ciri khas kota Gresik. Lagi-lagi, ada juga yang menjadikan Masmundari sebagai pijakan untuk cari keuntungan, mereka hanya butuh master lukisannya, kemudian digandakan berlipat tanpa imbalan apa-apa buat nenek yang masih sehat ini.

Tinggal di kampung Jl.Gubernur Suryo VIII no 41.B Gresik, Masmundari hanya memiliki satu anak, satu cucu, masih terus melukis hingga sekarang. Lampion damar kurungnya ada yang terbuat dari fiber dengan tulang kayu, bukan lagi kertas dan bambu. Termasuk juga lukisan (gaya) damar kurung yang sudah dikemas seperti lukisan pada umumnya. Sayang, di rumahnya tak terlihat sisa-sisa lukisan damar kurung hasil karyanya. Dia sibuk melayani pesanan.

Ketika bertandang ke rumah sang pelukis di Jalan Gubernur Suryo VIIB no. 41 Gresik, Damar Kurung terus diproduksi. Karya itu pun masih bisa dijumpai di banyak sudut kota sebagai penghias gapura, perkantoran, atau rumah-rumah penduduk. Tak aneh, sebab Damar Kurung adalah warisan tradisi turun-temurun, yang kini dilanjutkan oleh anak-cucu Masmundari.
Jauh sebelum dipopulerkan Masmundari, Damar Kurung sudah dibuat oleh leluhurnya. Dalam sebuah kesempatan, Masmundari pernah berujar, “Kulo marisi ndamel Damar Kurung niki saking Bapak kulo, Ki Dalang Sinom. Sanjange Bapak, Nak, sesuk nek bapak ana umure, kon nggawe ngene.'' (Saya mewarisi keterampilan membuat Damar Kurung ini dari bapak saya, Ki Dalang Sinom. Bapak berpesan, besok apabila Bapak sudah meninggal, kamu harus tetap membuat Damar Kurung).

Ia pun berpesan pada anak-cucunya, “Hidup harus berkarya. Orang akan selalu menghargai karya kita sampai kapan pun meski kita sudah mati”. Pesan itu akhirnya melecut semangat generasi berikutnya untuk tetap melanjutkan seni Damar Kurung. Rukayah, anak tunggal Masmundari, mewarisi keahlian melukis Damar Kurung. Tiga cucunya; Nur Hayati (34), Nur Samaji (27), dan Ahmad Andrianto (18) juga memiliki kemampuan yang sama.
Generasi pelanjut itu kini bahu membahu untuk terus melestarikan kesenian Damar Kurung, meski kebanyakan karya yang dibuat itu berdasarkan pesanan para pengoleksi lukisan. Keluarga ini juga makin terbuka dan mulai mengurus Hak Cipta dan Hak Paten untuk karya-karya yang dibuatnya. ”Kami memang bertekad meneruskan seni melukis Damar Kurung yang sudah dirintis eyang, selama puluhan tahun itu,” kata Nur Samaji tegas.

Darah Seni Melanjutkan kesenian tradisi Damar Kurung bagi keluarga ini tampaknya bukan hal susah. Keahlian melukis Nur Samaji misalnya, diakui, mengalir begitu saja tanpa kesulitan berarti. Kemampuan itu sudah diwarisinya sejak belia, sekira usia tujuh tahunan. Awalnya, Nur Samaji menggoreskan pena atau spidol sambil dituntun oleh tangan Mbah Masmundari.
“Waktu itu, rasanya sangat mudah melukis sesuai yang diinginkan eyang. Tangan saya tidak kaku dan goresan pena juga lurus-lurus saja. Setiap kali melukis dengan dipegang tangan eyang, terasa mengalir begitu saja,” kenang Nur Samaji.

Lambat laun kemampuan melukisnya tak lagi tergantung pada bimbingan tangan Masmundari. Makin hari kemahirannya makin mandiri dan lancar menorehkan tinta pena. Sejak itulah ia kian bersemangat berkarya dan terus mematangkan diri hingga kini. Namun, proses kreatif Nur Samaji bukan berarti tanpa kendala. Suatu ketika, hasil lukisannya terpaksa disobek-sobek oleh Masmundari karena dinilai tidak cocok. “Itu pada saat medium lukisan masih kertas. Ketika menggunakan medium kaca, maka kaca itu akan dibanting bila tidak sesuai,” katanya mengenang. Bahkan, ketika medium berganti mika, Masmundari tak kehilangan cara untuk mengoreksi karya cucunya yang tidak benar. Caranya, ia kelupas cat air pada mika dengan kuku-kukunya.
Pada kali lain, Nur Samaji menyodorkan lukisan Damar Kurung hasil kreativitasnya dengan gaya berbeda. Ia memberi ruang agak lengang pada bidang-bidang lukisannya. Alhasil, ia kena semprot sang maestro karena dinilai kurang ramai. Ruang kosong sekeliling tokoh cerita dan pepohonan dalam lukisan itu diberi coretan-coretan lagi membentuk hembusan angin dengan garis-garis putus atau garis lengkung. Gaya ramai dan ceria itu seperti menjadi pakem seni lukis Damar Kurung.

Tak hanya di situ. Nur Samaji juga pernah mengalami kesulitan dalam urusan penceritaan. Karya Damar Kurung yang dibuatnya, kala itu, nyaris tanpa cerita. Ia pun tak pernah capek untuk terus berguru pada eyangnya. “Eyang biasanya agak keras mengkritik hasil karya anak cucunya. Kalau sudah begitu, dia akan dengan senang hati menjelaskan nilai filosofis setiap garis dan warna yang ditorehkan di atas mika atau lampion,” cetusnya.

Seiring waktu, karya dan kemahiran Nur Samaji kian matang. Tak heran bila banyak karyanya sempat diikutkan pada acara pameran lukisan bersama Mbah Masmundari. Termasuk pameran di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada Maret 2005 sebagai pameran yang dipersembahkan khusus untuk memeringati seabad usianya. Juga pada Pameran Kerajinan Indonesia Dalam Interior (KIDI) IV di Balai Sidang Senayan Jakarta 1991, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tahun 1990, dan di BBJ pada 1987. “Saya memang banyak membantu eyang dalam berkarya. Tapi saya juga mempelajari kesenian yang ditekuni eyang ini,” tukasnya. Tapi, diakui, ia belum percaya diri untuk tampil memamerkan hasil seni melukisnya sebagaimana yang pernah dilakukan Mbah Masmundari. Ia merasa bahwa hasil lukisannya masih belum sebagus karya eyangnya. Selain untuk stok, karya-karyanya kini banyak berdasarkan pesanan.

Biasanya, menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri pesanan sedang ramai. Beberapa minggu sebelum Ramadhan, Nur Samaji mendapat pesanan dari dua orang. Yang seorang memesan tujuh buah, seorang lagi memesan 30-an buah. Namun, ia hanya mampu memenuhi pesanan seorang yang memesan tujuh buah. Sementara yang seorang lagi minta selesai dalam waktu cepat, sehingga Nur Samaji tak menyanggupinya.

Untuk menyelesaikan pesanan itu, ia melakukan semuanya. Mulai membuat cerita, sketsa, mewarnai, membikin kerangka damar, hingga membentuknya menjadi Damar Kurung. Meski sebagian pekerjaan dibantu oleh ibu, kakak perempuan, dan adiknya. Adiknya, Ahmad Andrianto, juga memiliki kemahiran melukis sehingga dia banyak membantu menorehkan Damar Kurung. Sementara kakak perempuannya biasanya banyak membantu pada soal pewarnaan.

Perjalanan Waktu Karya seni lukis lampion dengan design unik, berkarakter polos kekanak-kanakan, berhias warna terang kuning, merah, hijau, dan merah jambu pada Damar Kurung, hingga sekarang boleh dikata tak bergeser dari gaya serupa karya Masmundari, meski jauh sepeninggal sang maestro. Dulu, kerajinan Damar Kurung dibuat untuk menghibur dan memberikan kesenangan kepada anak-anak yang tengah menanti datangnya shalat Tarawih pada bulan Ramadhan. Itulah sebabnya tema lukisan pada kertas Damar Kurung di masa lalu umumnya berkisah soal kegiatan orang melaksanakan shalat tarawih, tadarus, suasana Idul Fitri, halal bil halal, macapat, pasar malam, pesta khitanan, dan sebagainya.

Namun, seiring waktu, Masmundari juga melakukan perubahan dalam penampilan mulai dari bahan dasar hingga tema-tema kekinian tanpa meninggalkan tema lama bersifat religi. Masmundari mengangkat tema tentang kehidupan nelayan, pesta perkawinan, kehidupan etnis Madura, serta permainan tradisional anak-anak seperti menangkap ikan, menjaring burung.
Bahkan, ia cukup adaptif dengan tema-tema pesanan pemerintah, misalnya program Keluarga Berencana. Belakangan ia juga mengetengahkan tema-tema teknologi, seperti mesin traktor, pesawat terbang, siaran radio dan televisi lengkap dengan antena parabola. Gayanya penuh keceriaan, penuh warna dan penuh bentuk. Hampir tak ada ruang kosong di sana. Di masing-masing bidang itu, figur-figur manusia berjajar berbagi tempat dengan pepohonan, mobil, burung, serta atap-atap tenda dan rumah.

Di samping itu, sebagai putri seorang dalang sinom, sulung dari empat bersaudara ini juga melukis dengan pengaruh kuat dunia wayang. Ia memperlakukan bidang gambarnya seperti geber (layar) wayang. Semua figur yang digambarnya selalu tampak samping. Bentuk wajahnya juga hampir serupa. Hidung lancip dengan mata segaris.

Penempatan gambar yang berderet semacam ini memang menjadi ciri khas Damar Kurung. Sebagai lampion, Damar Kurung akan merefleksikan gambar-gambar tadi secara menarik apalagi saat lampu dalam lampion itu dinyalakan. Gambar akan terlihat bercahaya dan memberikan efek menarik seperti halnya wayang yang juga memainkan gambar di balik layar dan cahaya.

Cara membagi bidang gambar juga memperlihatkan bagaimana ia menganggap lukisannya semacam media bercerita. Bagian atas akan bersambung dengan bagian di bawahnya. Kadang ia membaginya menjadi tiga bidang. Namun, tak menutup kemungkinan ia melukis tanpa pembagian bidang.

Lampion Damar Kurungnya ada yang terbuat dari mika dengan tulang kayu, bukan lagi kertas dan bambu sebagaimana dulu pernah memanfaatkan kertas minyak dengan pewarna dari sumbo. Lukisan (gaya) Damar Kurung juga sudah dikemas seperti lukisan pada umumnya, mempergunakan kanvas dan cat minyak, yang dibingkai dengan kayu bujur sangkar.
Gaya Damar Kurung yang dipopulerkan Mbah Masmundari seperti demikian masih terus berlanjut hingga kini. Karya-karya generasi pelanjut tetap memperlihatkan gaya dan nuansa serupa. Hanya, tema-tema yang diangkat para generasi kini sudah banyak beringsut dari tema-tema lawas Masmundari. Meski diakui Nur Samaji, tiap orang mesti memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Selain tema, bentuk lukisan Nur Samaji boleh dikata nyaris sama. Cara membagi bidang sama. Tokoh-tokoh dalam cerita itu berkesan gemuk-gemuk. Kecuali lukisan adiknya, Ahmad Andrianto, yang tokoh-tokoh dalam lukisan itu digambarkan lebih kurus. “Nggak tahu kenapa, dia cenderung melukis orangnya kurus-kurus,” kata Nur Samaji.

Demikian pula medium kerajinan Damar Kurung yang terus mengalami perubahan. Dulu, lukisan pada kertas yang dikaitkan dengan bambu membentuk kotak. Katanya, medium itu pernah menggunakan kertas yang diapit kaca dan dikaitkan pada kayu berbentuk kota. Kemudian berubah lagi menggunakan medium kaca. “Tapi, melukis pada kaca cenderung bahaya, sehingga kita rubah pada medium lain,” cetusnya.

Hingga kini, medium yang dinilai paling bagus dan mudah, menggunakan mika dan dilukis pakai spidol dan diwarnai dengan cat air. Mika dengan sederet cerita bergambar itu lalu dikaitkan empat sisi pada kayu berbagai ukuran, membentuk kurung damar. Model seperti inilah yang terus diproduksi keluarga Nur Samaji untuk memenuhi pesanan.

Kerajinan Damar Kurung itu pesanan itu dipatok harganya mulai dari Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah. Hingga kini pun, Damar Kurung masih banyak digantung di berbagai sudut kota, seperti di pintu gerbang perbatasan antara Surabaya-Gresik. Selain itu, kerajinan tradisi ini juga banyak terpasang di beberapa kantor pemerintahan dan perusahaan, di antaranya di Kantor Gubernur Jawa Timur, kantor Pemerintah Kabupaten Gresik, lobi utama kantor PT Semen Gresik, Petromikia Gresik, dan lain-lain. Meski demikian, tujuan utama keluarga ini lebih pada upaya melestarikan seni tradisi turun-temurun agar tak punah sebagaimana banyak karya para pelukis ternama setelah ditinggal sang maestronya. Berkarya bagi keluarga ini pun bukan hendak mencari penghidupan dari kerajinan ini.

“Kami memenuhi kebutuhan hidup mencari dari sumber lain, bukan dari seni tradisi leluhur ini. Terlalu tinggi bila karya ini dijadikan sebagai sumber penghidupan. Saya sendiri berusaha apa saja untuk memenuhi keperluan hidup. Pernah bekerja di pabrik, menjalankan rental mobil bersama teman, atau menjual besi tua, atau apa asal halal,” tandas pria yang melepas lajang seminggu menjelang Ramadhan itu.

Sabtu, 18 Februari 2012

PAPARAN PENELITIAN P. SENI RUPA


Penelitian dewasa ini berarti pencarian teori, pengujian teori, atau pemecahan suatu masalah. penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari dan menganalisis fakta-fakta suatu masalah. Sehingga penelitian merupakan upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan yang dilakukan secara sistematis, menurut penalaran manusia dan didukung data empirik, sehingga dapat diperoleh kebenaran objektif (kebenaran ilmiah). Sedangkan penelitian dalam pendidikan seni rupa merupakan penelitian yang dilakukan dalam lingkup pendidikan khususnya pendidikan kesenirupaan.

Pada hakikatnya penelitian mempunyai fungsi penemuan, pengujian kebenaran, dan pengembangan pengetahuan. Berdasarkan fungsi-fungsi penelitian tersebut dapat diidentifikasikan fungsi-fungsi penelitian lainnya; misalnya fungsi pemecahan masalah, fungsi kebijaksanaan dan fungsi penunjang pembangunan. Dalam bidang penelitian pendidikan seni rupa, fungsi pemecahan; masalah dapat berupa berkenaan dengan kualitas pengajaran, kualitas hasil belajar, relevansi pendidikan seni rupa dan lain-lain.

Dalam fungsi kebijaksanaan dalam pendidikan seni rupa; misalnya meliputi kurikulum, pendidikan guru seni, guru bidang studi seni, dan lain-lain. Pada fungsi kebijaksanaan dalam penelitian pendidikan seni rupa umumnya dilakukan untuk merumuskan kebijaksanaan dalam rangka perbaikan kinerja personal (guru pendidikan seni rupa) atau lembaga. Penelitian ini pada hakikatnya hampir sama dengan penelitian pemecahan masalah, perbedaannya pada ruang lingkup manfaat dan pemanfaatanhasil penelitiannya. Fungsi penunjang pengembangan artinya penelitian dilakukan untuk kepentingan pembangunan; misalnya peranan pendidikan seni rupa dalam pembangunan moral, peranan pendidikan seni rupa dalam program pembangunan pariwisata dan sebagainya.

Konsep

Istilah konsep dalam kegiatan penelitian lazim digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu, ide atau makna tertentu, dengan menggunakan sebuah kata atau lebih atau symbol tertentu. Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau sederetan kata yang menggambarkan dan menjelaskan ide tertentu yang secara langsung dapat diamati. Konsep mutlak ditegaskan dalam kegiatan penelitian dan disesuaikan dengan pendekatan atau bidan yang secara khusus melingkupinya.

Konsep dalam penelitian seni rupa misalnya; istilah membentuk dalam seni rupa dideskripsikan sejelas mungkin, sehingga tidak terjadi kesalahan pengertian dan mengakibatkan putusnya komunikasi dengan pembacanya. Pembaca harus mempunyai pemahaman yang sama dengan peneliti bahwa yang dimaksud dengan “membentuk” adalah membuat atau berkarya patung yang dapat diwujudkan melalui teknik-teknik membutsir, kontruksi, cukil dan cetak.

Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu.

Adapun fungsi-fungsi hipotesis, yaitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian, menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan format dalam menyajikan, menganalisis dan menafsirkan data dalam tesis. Ada beberapa tipe hipotesis, yaitu: 1.hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan, 2.hipotesis alternative adalah pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Bila hipotesis alternatif berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis alternatif berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktifh, 3.hipotesis non- directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak, 4.hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan.

Contoh hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga.

Contoh hipotesis alternative (Ha) ; Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih tinggi daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau kreativitas anak yang dikekang lebih tinggi daripada kreativitas anak yang diberi keleluasaan (hubungan negatif).

Penelitian Deskriptif

Seperti kita ketahui bahwa metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama metode penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Misalnya; Studi mengenai minat siswa terhadap pendidikan seni budaya pada suatu daerah pada tahun pelajaran 2008.

Dalam penelitian deskriptif mengenai contoh penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah dalam hal ini penelitiannya adalah tentang minat siswa terhadap pendidikan seni rupa yang berada di suatu daerah tertentu.

Salah satu sumbangan yang sangat penting penelitian deskriptif yaitu penelitian ini sangat logis dalam menyebarluaskan informasi atau menciptakan hubungan masyarakat yang baik. Akhirnya, metode deskriptif sangat cocok untuk penyelidikan yang menyediakan standar ukuran normative berdasarkan hal-hal yang umum.

Penelitian Historis

Kata sejarah atau historis adalah gambaran secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta masa lampau. Berarti penelitian sejarah (historis) adalah penelitian yang berusaha merekonstruksi kejadian masa lalu dengan syarat sistematis, objektif dan akurat.

Contoh penelitian historis dalam pendidikan kesenirupaan : pelaksanaan pendidikan Program Khusus Diploma Pendidikan Guru Kerajinan dan pengangkatannya; pengembangan kurikulum SMA yang mengintegrasikan pendidikan ketrampilan vokasional atau uji coba kurikulum SMA.
Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan adalah, penelitian yang berusaha untuk mengkaji pola pertumbuhan/perubahan dari satu objek atau subjek yang diteliti, yang dikaji yang berkaitan dengan fungsi dan waktu.

Studi longitudinal mengenai perkembangan atau tahapan menggambar anak-anak untuk menetahui karakteristik karya anak-anak dalam usia yang berbeda-beda; studi cross sectional mengenai karakteristik dan perubahan-perubahan pada sejumlah objek dalam menggambar dari beberapa kelompok umur yang mewakili setiap taraf perkembangan; studi mengenai kecenderungan para guru membelajarkan seni rupa di SD pada masa lalu, sehingga dapat diramalkan pola-pola pembelajaran seni rupa masa datang.

Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variable-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Sifat-sifat perbedaan kritis adalah usaha menaksir hubungan dan bukandeskripsi saja (Fok, 1969). Melalui penelitian tersebut kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh satu variable dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain. Salah satu keuntungan dari penelitian korelasional adalah, dalam menyebarluaskan informasi atau menciptakan hubungan masyarakat sangat logis dan baik. Sedangkan salah satu kerugiannya adalah, penelitian ini memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variabel-variabel yang diteliti.

Contoh penelitian dalam bidang pembelajaran seni rupa : Studi korelasi antara tes bakat dengan keberhasilan belajar mahasiswa Jurusan Seni Rupa; Studi korelasi antara pola asuh dengan kreativitas seseorang; Studi komparasi hubungan antara skor SPMB dengan IP komulatif mahasisw Jurusan Seni Rupa Angkatan 2005 dan Angkatan 2006.

Contoh Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian mengenai faktor-faktor dari karakteristik individu yang dapat menggambar manusia dengan baik berdasarkan catatan atau data yang terdapat di BAAKPSI dan Jurusan; Penelitian mengenai pola-pola perilaku dan prestasi belajar seseorang berkaitang dengan perbedaan usia ketika masuk SD berdasarkan data atau catatan perilaku dan nilai hasil belajar yang bersangkutan mulai kelas satu SD hingg kelas enam SD.

Penelitian Eksperimen

Dalam bidang pendidikan (Seni Rupa) penelitian eksperimen dapat dilakukan di lapangan (outdoor) atau di kelas (indoor). Hasil penelitian eksperimen di dalam kelas (indoor) dapat direplikasi karena kontrolnya terhadap lingkungan lebih ketat, sehingga variable-variabel bebasnya dapat diisolir. Sementara itu eksperimen lapangan (outdoor) tidak dapat dilakukan secara ketat-sempurna. Karakteristik umum penelitian eksperimen; adanya control atau pengendalian, adanya manipulasi atau perlakuan, adanya pengamatan atau pengukuran.

Contoh penelitian eksperimen dalam pendidikan seni rupa: penelitian untuk mengetahuai pengaruh dua metode pembelajaran menggambar alam benda di SMP berdasarkan tingkat usia dan taraf IQ siswa (tinggi, sedang, rendah) dengan penempatan guru secara acak berdasarkan intelegensi, tingkat usia, dan metode mengajar.

Penelitian Studi Kasus

Bila kita melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama selama kurun waktu tertentu, disebut dengan studi kasus. Contoh penelitian Studi kasus dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa, factor yang mempengaruhi malasnya siswa dalam menghadapi pelajaran seni budaya; Kecenderungan mahasiswa jurusan seni rupa dalam mengikuti mata kuliah teori.

Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan bertujuan untuk perbaikan kinerja atau penampilan pada suatu bidang atau kegiatan tertentu yang sedang dan atau akan berlangsung. Apabila diimplementasikan dalam dunia pendidikan atau penelitian kelas, maka diharapkan adanya upaya perbaikan praktik-praktik pembelajaran dan atau pendidikan. Perbaikan praktik pembelajaran atau pendidikan, artinya harus mencakupi perbaikan-perbaikan keseluruhan unsure pembelajaran secara simultan.

Contoh penelitian dalam dunia pendidikan (seni rupa) : Pembelajaran menggambar bentuk kelas-kelas rendah; pembelajaran apresiasi karya-karya kelas tinggi; implementasi metode pembelajaran baru sebagai bentuk inovasi pembelajaran melukis di Sekolah dasar.

Contoh-contoh Rumusan Masalah (bidang penelitian pendidikan seni rupa)

1. Judul penelitian “ Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 2 Jepara Terhadap Pelajaran Seni Budaya” Rumusan masalah “ bagaimanakah motivasi siswa SMP Negeri 2 Jepara terhadap pelajaran seni budaya?”

2. Judul penelitian “ Korelasi Antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 2 Jepara” Rumusan masalah “ adakah korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Jepara?”

3. Judul penelitian “ Pengaruh Faktor Keturunan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak “ Rumusan masalah “ adakah pengaruh Faktor Keturunan orang tua terhadap prestasi belajar anak?”.

Contoh-contoh dalam permasalahan penelitian pendidikan seni rupa dan seni rupa:

Tugas-tugas menggambar perspektif kepada murid kelas satu SMA menjadikan para murid tersebut tidak senang terhadap mata pelajaran seni rupa. (apakah tugas tugas menggambar perspeektif kepada para murid kelas sati SMA menjadikan para murid tersebut tidak senang terhadap mata pelajaran seni rupa?)

Bagaimana dan dari manakah data penelitian dapat diperoleh? Dalam hal ini peneliti harus menetapkan variable penelitiannya, yaitu : hubungan antara pemberian tugas-tugas menggambar perspektif dengan ketidaksenangan murid terhadap mata pelajaran seni rupa atau dapat di rumuskan sebagai berikut :

Variabel Pertama : pemberian tugas menggambar perspektif

Variabel Kedua : Ketidaksenangan murid terhadap mata pelajaran seni rupa.

Menyimak variable-variabel tersebut dapat ditetapkan bahwa informasi yang berkenaan dengan variabel tersebut adalah para murid kelas satu dan guru seni rupanya.

Selain para murid kelas satu dan guru seni rupanya, kiranya orang tua murid tersebut dapat pula memberikan informasi mengenai kondisi anak-anaknya yang dikenai tugas menggambar perspektif dan ketidaksenangannya terhadap mata pelajaran seni rupa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari permasalahan penelitian tersebut : (a) Subjek penelitiannya adalah murid kelas satu SMA, (b) responden penelitiannya adalah murid kelas satau SMA, guru seni rupa dan orang tua murid tersebut (c) sumber data penelitiannya sama denagn responden penelitian.

Dalam kasus diatas, subjek penelitiannya adalah “murid kelas satu SMA” artinya subjek penelitian tersebut meliputi seluruh murid kelas satu SMA tanpa kecuali. Dalam kondisi subjek yang demikian banyak, penelitian sulit dilaksanakan karena keterbatasan-keterbatasan dana dan waktu. Oleh karena itu populasi penelitian perlu dibatasi, misalnya dengan menambahkan atribut tertentu pada subjek penelitiannya. Contoh-contoh : murid kelas satu SMA di Kota Semarang, murid kelas satu SMA di Kota Semarang lahir di Jawa dan berjenis kelamin laki-laki, murid kelas satu SMA di Kota Semarang lahir di Jawa dan berjenis kelamin laki-laki berpostur tubuh tinggi, dan sebagainya.

Pembatasan populasi tersebut dapat pula dilakukan dengan bentuk tehnik sampling atau penyampelan.



Daftar Pustaka



Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ismiyanto, PC. S., M. Pd. 2003. Metode Penelitian. Bahan Ajar Tertulis Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang.

Sevila, Consuelo G. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press

 
Published By SENI BUDAYA