Sabtu, 04 Februari 2012

CARA MENGANTISIPASI SIHIR


Untuk menghadapi jenis sihir tersebut (ilmu sirep) adalah hal yang teramat mudah sekali dilakukan oleh setiap orang, yakni dengan kriteria sebagai berikut :
a. Anda harus dapat (bisa) mensugestikan diri anda pribadi, bahwa Tuhan telah memberikan kekuatan yang baik dan positif pada anda, sehingga anda meyakininya dengan sepenuh hati atas ucapan prabawa sugesti mental anda sendiri, dan yakini pula bahwa diri anda saat ini telah memiliki daya tolak yang kuat lagi ampuh dalam menghalau anasir-anasir jahat yang ditujukan pada diri anda. Mengenai ucapan prabawa sugesti mental tersebut dapat anda rubah dalam bahasa anda masing-masing (bahasa yang anda kuasai), yang terpenting dalam ucapan itu adalah : bahwa anda sangat mengerti/faham betul dengan apa-apa yang anda ucapkan itu dan meyakininya dengan sepenuh hati
Catatan : Jika hal tersebut anda lakukan pada tiap-tiap anda hendak tidur malam, maka kekuatan daya sabda swara - ucapan anda tadi akan memancarkan energi kosmik dari alam semesta, yang bergetar dengan begitu halusnya dan akan menimbulkan medan magnet yang semakin lama akan semakin kuat dan membentuk gelombang pancaran sinar (aura) yang mengkristalisasi dalam kemauan daya cipta anda, dan akan terisi daya sakti dan daya pemunah (daya tolak) untuk meredam - menetralkan - menangkis unsur-unsur magi gaib dari seseorang yang ditujukan kepada anda. Hal ini akan terjadi dengan secara otomatis jika anda mengerjakannya secara tekun dan rutin serta meyakininya. Karena ucapan / sabda prabawa sugesti mental yang diucapkan ketika hendak menjelang tidur, maka ucapan itu akan terekam di bawah sadar alam pikirannya. Begitu pula halnya jika anda hendak keluar rumah, ucapan yang semalam anda lakukan itu (ketika hendak tidur) harus anda ingat kembali dalam hati dan pikiran anda, bahwa sekarang ini anda sudah bukan manusia yang lemah lagi, melainkan seorang manusia yang memiliki kekuatan untuk dapat menolak segala macam bentuk unsur-unsur gaib negatif dari seseorang yang ditujukan kepada anda, dan langkahkanlah kaki anda dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi lagi mantap (cara ini bersifat umum dan dapat dilakukan oleh siapa saja).
b. Cara ini mempergunakan dzikiran - amalan-amalan yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an - Al Kariim yang bersifat ilahi. Jika kita renungkan Al-Qur’an, maka akan mengingatkan kita sebagai manusia tentang adanya hubungan antara Al-Qur’an dengan dunia alam dan juga primordialitas wahyu Al-Qur’an yang seringkali menyatakan “kesadaran terhadap proses penciptaan alam semesta”, Karena dunia itu sendiri terdiri dari sesuatu yang terus menerus mengalir atau menjadi, sedangkan yang belum menjadi hanyalah merupakan refleksi wujud dan pola-pola dasar abadi yang terkandung di dalam firman atau kalam Tuhan. Dapat dikatakan bahwa Al-Qur’an sebagai suatu alam musikal yang merupakan suara dari firman Tuhan yang diembuskan ke hati Nabi dan kemudian ke para sahabat dan generasi-generasi selanjutnya. Bagi seseorang yang rajin melazimkan - membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an maka arus jiwanya akan menuju Tuhan, dan dengan sendirinya membantu mempersatukan kembali jiwa yang telah disucikan oleh wahyu ilahi yang sakral, bagaikan lingkaran cahaya yang mengelilingi firman sakral dan kemilaunya dihidupkan oleh kehadiran - kemukjizatan kata, yang tak lain adalah ayat-ayat Tuhan yang suci.
Karena ayat-ayat suci Al-Qur’an merupakan kekuatan atau mukjizat, maka huruf-huruf dan kata-kata yang memvisualisasikan ayat-ayat Al-Qur’an, juga memerankan suatu mukjizat dan memperlihatkan kekuatan-kekuatannya sendiri. Seperti misalkan saja : surat Al-Fath (kemenangan) ayat : 1 s/d 5, yang menyatakan sebagai berikut :
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (QS : Al-Fath : 1). Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatnya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus (QS : Al-Fath : 2). Supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak) (QS : Al-Fath : 3). Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka (yang telah ada) bertambah. Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana (QS : Al-Fath : 4) Supaya dia memasukkan orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah. (QS : Al-Fath : 5).
Lima ayat dari surat Al-Fath tersebut akan menjadikan bagi diri si pembacanya dan melazimkannya dengan secara rutin (Istiqomah) yakni suatu cahaya (nur) yang Allah masukkan dalam hati (qalbu) hambanya , untuk agar dapat menetralkan bahkan dapat untuk memusnahkan ilmu-ilmu yang disalah gunakan oleh si pemiliknya pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT. Karena cahaya (nur) yang mengeram dalam hati (qalbu) itu akan merupakan dan menjadikan perisai dari berbagai macam serangan-serangan gaib yang dilontarkan secara halus dan ditujukan pada diri kita, dan sekaligus akan membalikan arus negatif tersebut pada si pemilik ilmu itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi semuanya atas izin dan kuasa Allah SWT. semata. Maka lazimkanlah untuk membacanya pada tiap-tiap habis menjalankan sholat lima waktu (sholat wajib) sebanyak : 3 kali , dan jika hendak tidur malam serta akan keluar dari rumah lima ayat tersebut dibaca kembali sebanyak 3 kali pula. Jadikanlah lima ayat tersebut sebagai dzikiran sehari-harinya, Insya Allah apa-apa yang tersirat dalam hati anda akan terkabulkan dengan ijin-Nya. Bukankah dengan mengingat Allah (dzikrullah) itu hati akan menjadi tenteram..!!??
Dzikir merupakan buah dari visi spiritual sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan “intelektual” , dan juga untuk merangsang adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia. Karena kata-kata dalam ayat-ayat Al-Qur’an itu akan mempunyai kekuatan denotasi dan konotasi, dan juga memiliki kekuatan sugesti dan penyadaran tentang pengetahuan “intuitif” yang ada dalam jiwa . Dzikir yang baik dan benar akan mempengaruhi pengakuan jiwa manusia terhadap adanya cahaya kebenaran - cahaya kemenangan - dan cahaya kedamaian.
.

0 comments:

Posting Komentar

 
Published By SENI BUDAYA